Meledaknya populasi bintang laut berduri (Acanthaster planci) mengakibatkan penurunan jumlah koral di Great Barrier Reef, Australia. Dari 50 % penurunan jumlah koral pada th. 1985 sampai 2013, bintang laut ini bertanggungjawab atas 42 % diantaranya.
Demikianlah hasil penelitian yg dipublikasikan dlm jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, Senin (1/10). Penelitian dikerjakan oleh beberapa ahli dari Australian Institute of Marine Science (AIMS).
Bintang laut berduri umumnya hidup di perairan dangkal dng kepadatan normal 0-0.012 individu per mtr. persegi. Tetapi, berkurangnya jumlah predator bintang laut lantaran penangkapan berlebihan maupun populasi yg menyusut, mengakibatkan meledaknya jumlah bintang laut.
Bintang laut berduri di ketahui mengonsumsi koral dng langkah mencerna permukaan jaringan hidup dari kerangka karang. Kerangka ini adalah sisi mutlak untuk keutuhan hidup karang.
Tetapi, bintang laut berduri bukan hanya hanya satu penanggung jawab rusaknya karang di Great Barrier Reef. Pemicu utama yaitu badai (48 %), bintang laut berduri jadi pemicu ke-2 (42 %), serta pemutihan karang meraih sepuluh %.
" Kita tdk dapat menghentikan badai, namun barangkali kita dapat menghentikan bintang laut (berduri), " tutur John Gunn, CEO dari AIMS. Bila penghentian laju populasi ini dapat dikerjakan, kata Gunn, maka koral mempunyai peluang bertahan hidup dari meningkatnya suhu laut serta keasaman samudera.
Rangkuman penelitian ini menurut pemantauan karang di semua dunia. Diawali dng pengawasan pada kian lebih 100 karang pd th. 1985. Mulai pd th. 1993, penelitian telah mulai memasukkan survey tahunan lebih rinci dari 47 terumbu karang. Penelitian ini menggunakan 2.700 hari di laut dng investasi US$50 juta di program pemantauan.
" Studi ini menyimpulkan karang di Great Barrier Reef sudah kehilangan kian lebih 1/2 tutupannya dlm 27 th., " kata Peter Doherty, peneliti lain juga dari AIMS.
Bila hal semacam ini tdk dihindari, populasi koral dapat menyusut separuhnya pd th. 2022. Menariknya, jumlah penurunan ini beragam di sebagian region. Dibagian utara Great Barrier Reef, tutupan koral relatif stabil. Namun di selatan, berlangsung penurunan mencolok. " Terlebih satu dekade paling akhir, saat banyak badai yg menghancurkan koral, " kata Doherty.
Demikianlah hasil penelitian yg dipublikasikan dlm jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, Senin (1/10). Penelitian dikerjakan oleh beberapa ahli dari Australian Institute of Marine Science (AIMS).
Bintang laut berduri umumnya hidup di perairan dangkal dng kepadatan normal 0-0.012 individu per mtr. persegi. Tetapi, berkurangnya jumlah predator bintang laut lantaran penangkapan berlebihan maupun populasi yg menyusut, mengakibatkan meledaknya jumlah bintang laut.
Bintang laut berduri di ketahui mengonsumsi koral dng langkah mencerna permukaan jaringan hidup dari kerangka karang. Kerangka ini adalah sisi mutlak untuk keutuhan hidup karang.
Tetapi, bintang laut berduri bukan hanya hanya satu penanggung jawab rusaknya karang di Great Barrier Reef. Pemicu utama yaitu badai (48 %), bintang laut berduri jadi pemicu ke-2 (42 %), serta pemutihan karang meraih sepuluh %.
" Kita tdk dapat menghentikan badai, namun barangkali kita dapat menghentikan bintang laut (berduri), " tutur John Gunn, CEO dari AIMS. Bila penghentian laju populasi ini dapat dikerjakan, kata Gunn, maka koral mempunyai peluang bertahan hidup dari meningkatnya suhu laut serta keasaman samudera.
Rangkuman penelitian ini menurut pemantauan karang di semua dunia. Diawali dng pengawasan pada kian lebih 100 karang pd th. 1985. Mulai pd th. 1993, penelitian telah mulai memasukkan survey tahunan lebih rinci dari 47 terumbu karang. Penelitian ini menggunakan 2.700 hari di laut dng investasi US$50 juta di program pemantauan.
" Studi ini menyimpulkan karang di Great Barrier Reef sudah kehilangan kian lebih 1/2 tutupannya dlm 27 th., " kata Peter Doherty, peneliti lain juga dari AIMS.
Bila hal semacam ini tdk dihindari, populasi koral dapat menyusut separuhnya pd th. 2022. Menariknya, jumlah penurunan ini beragam di sebagian region. Dibagian utara Great Barrier Reef, tutupan koral relatif stabil. Namun di selatan, berlangsung penurunan mencolok. " Terlebih satu dekade paling akhir, saat banyak badai yg menghancurkan koral, " kata Doherty.
Bagaimana dengan koral di Indonesia ?, sudah habis di ambil para pengumpul koral untuk ikan hias dan di rusak habitatnya oleh para pemburu ikan dengan bom ikan. Semoga anak cucu kita bisa terus melihat keindahan dunia air yang indah ini.
ConversionConversion EmoticonEmoticon