Ikan Ciuman : Ikan Tambakan

Ikan Tambakan | Akuarium Hias -Untuk orang-orang di pedesaan, ikan tambakan yang mempunyai nama keren " helestoma temmencki ", kelihatannya lebih di kenal untuk ikan lauk teman nasi. Dikalangan beberapa akuaris serta orang-orang kota pengagum ikan hias, ikan tambakan dinaikkan pamornya untuk ikan pajangan penghuni akuarium. Hal semacam ini bisa kita maklumi, lantaran tambakan nyatanya type ikan yang mempunyai pesona sendiri untuk ikan hias. Pesona utama ikan dari keluarga Anabantidae ini yaitu kelakuannya yang unik, yaitu suka berciuman dengan sesamanya. Gara - gara kelakuannya ini, maka dikalangan beberapa akuaris ikan tambakan lebih popular di panggil dengan nama Kissing Gourami.

 helestoma temmencki

Sosok Tambakan

Mengamati wujud tubuh ikan tambakan, sekilas lalu memanglah ada kemiripan dengan wujud tubuh ikan Gurame, sama - sama oval serta gepeng. Ikan asli Indonesia ini, di alam bebas bisa didapati di perairan rawa serta sungai yang beraliran tenang. Di alam aslinya ikan ini bisa tumbuh sampai meraih ukuran 25 cm. Tetapi apabila dipelihara dalam bak atau akuarium, paling ukurannya samapi 20 cm saja.

Di Indonesia, sampai kini terdaftar ada 2 type ikan tambakan yang banyak dibudidayakan orang-orang. Type pertama, di kenal dengan nama " Tambakan Gibas ". Type ini mempunyai warna badan hijau keperakan serta putih mengkilap di bagian perut. Matanya jernih serta membiaskan cahaya apabila terkena sinar lampu. Type ke-2, di kenal dengan nama " Tambakan Kanyeri ". Warna badannya kekuning - kuningan serta sebagian sisik berwarna mengkilap. Pada bintik mata tambakan kanyeri ini, umumnya berwarna agak kelabu.
helestoma temmencki
Langkah Budidaya
Untuk melihat golongan tambakan sama-sama berciuman tiap-tiap hari, tidak ada kelirunya apabila kita berusaha untuk membudidayakannya. Untuk wadah budidaya, kita dapat memakai bak tembok atau akuarium. Ukuran bak, cukup 2 X 1 X 0, 5 M3. Sedang akuarium, memiliki ukuran 80 x 40 x 45 cm3. Apabila di idamkan, wadah budidaya ini nanti bisa pula digunakan untuk wadah pemijahan pasangan tambakan.

Supaya golongan tambakan bisa hidup nyaman di wadah budidaya, maka air untuk media hidupnya diusahakan mempunyai suhu seputar 25 - 30 derajat Celcius serta keasaman (pH) air 7, 4 - 7, 6. Pada keadaan air yang dikehendaki itu, tambakan bakal berenang lincah hilir mudik. Apabila bersua dengan sesamanya bakal sama-sama memoncongkan mulutnya untuk berciuman, sinyal kebahagiaan mereka atas kekuasaan lokasi barunya (diwadah budidaya).

Apabila kita mau memijahkan pasangan tambakan, maka dalam wadah budidaya butuh dilengkapi dengan tanaman air yang mengapung (umpamanya, eceng gondok). Tanaman air ini, nanti untuk tempat penyusun sarang busa oleh induk jantan.

Untuk calon induk, baiknya diambil dari ikan tambakan yang telah meraih ukuran seputar 12 cm atau sudah meraih umur pada 12 - 18 bln.. Induk betina, umumnya mempunyai tubuh relatif lebih tidak tipis serta agak membulat. Perutnya mengembang dengan pangkal sirip dada berwarna kemerah - merahan. Induk jantan yang siap kawin, umumnya kerap tinggal serta berenang di bawah tanaman air serta mempunyai temperamen galak serta liar apabila didekati sesama golongan jantan.

Umumnya, apabila golongan tambakan telah dirundung asmara, mereka dengan sendirinya bakal mencari pasangannya masing - masing. Apabila ada kecocokan, si jantan bakal menggiring betina pujaannya ke sarang busa yang sudah disusunnya. Dibawah sarang ini, si betina bakal selekasnya keluarkan telurnya serta si jantan selekasnya membuahinya. Peristiwa ini, umumnya berjalan saat malam hari serta situasi yang tenang.

Perawatan benih
Usai pemijahan, induk baiknya selekasnya dipindahkan ke wadah lain. Telur hasil pemijahan terus dilewatkan pada wadah awal mulanya. Apabila tak ada aral melintang, telur bakal menetas kurun waktu 24 - 26 jam lalu. Pada 3 (tiga) hari pertama sesudah menetas, larva yang memiliki ukuran lembut ini belum butuh di beri pakan, lantaran larva tetap memercayakan pakan berbentuk kuning telur yang dibawanya dari lahir.

Masuk hari ke 4 (empat) sampai benih berusia 2 (dua) minggu, pakan berbentuk rotifera telah bisa diberikan, satu hari 3 (tiga) kali. Mencapai minggu ketiga, pakan baiknya mulai ditukar yang memiliki ukuran agak besar. Kita dapat memakai pakan alami berbentuk moina atau daphnia. Mendekati benih berusia 1 (satu) bln., makanan berbentuk jentik nyamuk atau cacing sutera telah bisa mulai dikenalkan. Dengan pemberian pakan bergizi tinggi ini, diinginkan benih bakal tumbuh lebih montok.

Apabila di idamkan, benih - benih tambakan yang berusia 2 (dua) bln. telah bisa kita memasarkan. sebagian ekor yang mempunyai warna serta perkembangan istemewa, bisa kita sisihkan untuk dipelihara untuk calon induk yang istimewa nanti.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment